Minggu, 16 Maret 2014

KEMENTAN Panen Melon 2 Hektare Di Desa Gabus, Kec. Ngrampal, Kab. Sragen

Direktur Budidaya dan Pascapanen Buah Kementerian Pertanian (Kementan), Sri Kuntarsih, bersama-sama Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Jateng dan Pemkab Sragen panen raya melon jenis sakata glamour di Dukuh Gabus Wetan RT 006, Desa Gabus, Kecamatan Ngrampal, Sragen, Selasa (26/6/2012).
Lahan tanaman melon seluas dua hektare itu mampu menghasilkan 39.000 buah dengan berat 30-40 ton per hektare. Panen raya ini dilakukan secara simbolis dengan memotong dua buah melon oleh Sri Kuntarsih dan Plt Sekretaris Daerah (Sekda), Endang Handayani, dan disaksikan sejumlah pejabatan struktural Kabupaten Sragen dan Kecamatan Ngrampal.
“Produk melon ini bakal dipasarkan ke negara anggota ASEAN-GAP. Dengan menembus pasar ASEAN-GAP diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan petani. Kenapa harus ekspor, padahal pasar domestik juga membutuhkan? Pertanyaan ini sering muncul. Jawabnya dengan ekspor maka nilai hasil produksi petani akan meningkat karena harga ekspor lebih tinggi dibanding harga di dalam negeri,” ujar Sri Kuntarsih dalam sambutannya.
Kendati tanaman percontohan nasional ini terserang jamur, namun tidak berpengaruh pada produktivitas melon. Kabid Hortikultural Distan Sragen, Warjimin, menerangkan serangan jamur itu hanya menyerang daun, bukan buah. Lagipula serangan jamur terjadinya saat menjelang panen, sehingga tak berpengaruh pada hasil panen melon.
Plt Sekda Endang Handayani menambahkan selama 2012 ini ada sebanyak 32 hektare tanaman melon yang ada di Kabupaten Sragen dengan produktivitas 6.367 ton. Endang berharap tanaman melon ini bisa terus dikembangkan di Sragen sepanjang tahun.
Sementara Kades Gabus, Sumarwanto, menerangkan tanaman percontohan nasional ini didanai oleh Distan Jateng. Tanaman melon seluas dua hektare itu milik tujuh orang petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Gotongroyong Desa Gabus. “Mulai tanamnya 18 April lalu dan kini sudah siap panen. Masa tanam hingga panen hanya membutuhkan waktu 65 hari. Sedangkan usia melon itu saat ini sudah 70 hari, jadi sudah kelebihan waktu lima hari,” imbuhnya.
Tanaman melon jenis sataka glamour ini, menurut dia, merupakan jenis baru yang ditanam petani. Mayoritas petani di Gabus belum berpengelaman menanam melon jenis itu. “Namun hasilnya cukup lumayan dan bisa dikembangkan lebih lanjut. Bila dijual nilainya bisa mencapai Rp60 juta/patuk atau bisa lebih dari Rp100 juta/hektare,” pungkasnya.